23 Mar 2009

URBANFACE

Bagaimana wajah masyarakat urban sekarang? Ada satu fenomena yang cukup menarik perhatianku dan sedang mewabah di kalangan masyarakat urban. Yang pertama tentang gaya hidup, diawalai dengan berkembangnya fasilitas untuk yang memanjakan manusia sebut saja mobil—membuat kita tak perlu banyak tenaga untuk bepergian-kelak mungkin akan ada mobil GPS—dimana untuk menuju suatu tempat kita tinggal memprogram saja, sepeda motorpun kini sudah matic—hanya tangan saja yang berfungsi menjalankan. Ya sekali lagi inilah gaya hidup yang ditawarkan. Kemudahan fasilitas.
Apa makna semua ini? Manusia mengelola dunia ini untuk menfasilitasi dirinya sendiri agar hidup secara lebih nyaman. Aktifitas fisik diminimalkan, sehingga nantinya “tangan dan kaki akan kecil” sementara “otak akan semakin besar”. “Otak digunakan untuk mengecilkan tangan” bukan begitu?
zaman dahulu sebelum ada moda transportasi seperti sekarang, berjalan adalah arus utama. Dan saat ini aktifitas berjalan dan lari-lari kecil menjadi kegiatan eksklusif dengan menjadi bagian “olahraga pagi”.
Ketika internet merebak, apalagi sekarang ketika booming jejaring social, masyarakat lebih sering bertatap muka lewat dunia maya. Ketika teknologi belum semaju sekarang aktifitas tatap muka secara langsung menjadi arus utama. Kini terbalik.
Bagaimana agar tangan tak menjadi kecil dan otak juga tak terlalu membasar? Refleksi dan relaksasi. Kita harus merefleksikan kehidupan kita dan relaksasi sejenak untuk tidak menikmati sesuatu yang itu-itu saja. Dengan merefleksikan kehidupan kita tentunya kita tahu kemana kita berjalan, bagaimana kita berjalan, dan menentukan langkah selanjutnya.
Dan aktifitas refleksi dan relaksasi sekarang juga menjadi gaya hidup baru yang menyeimbangkan. Pembentukan komunitas agar tak berkegiatan yang monoton telah dilakoni. Melancong sebagai salah satu relaksasi juga dilakoni masyarakat urban.
Keseimbangan akan terus berlanjut…

Tidak ada komentar: