15 Mar 2009

politikusaurus idea

Ramalan Politik
Koalisi terbaik DEMOKRAT–PAN-PKS

Jawa timur seringkali dianggap sebagai gambaran perpolitikan secara nasional. Kita tahu bahwa dalam pemilihan gubernur di Jatim pemenangnya adalah KARSA yang diusung Partai Demokrat dan PAN serta didukung PKS. Hemat saya kedepannya secara nasional jikalau koalisi antara ketiga parpol tersebut jadi, maka insyaallah akan menang sebagai eksekutif.

Koalisi ini akan masih rentan jikalau mengajukan pasangan capres-cawapres dan hemat saya perlu mendekati PKB, PKNU, dan PMB.

R melihat kecenderungan untuk mengarah ke sana cukup tinggi. PPP dan Golkar kemungkinan akan semakin merapat.

Trus Blok perubahan nantinya mungkin akan semakin merapat ke PDIP.

Bakal2 Calon presiden harus rela tidak maju sebagai capres

ya R memberi saran untuk para bakal2 calon presiden untuk rela beberapa tidak maju sebagai capres. Karena pengajuan capres nantinya harus minimal 25 persen suara nasional. Dan tentunya nanti akan ada maks 3 pasangan—gitu kata beberapa orang pengamat politik.

Dalam aspek marketing dan kecenderungan

Golkar R lihat pencitraannya akhir2 ini cukup mengkhawatirkan. Alasannya:
Kecenderungan bupati2 dari golkar kampanya ke PNS dan Guru (ini merusak citra partai).
Ketidaksolidtan dalam partai golkar sehingga memunculkan faksi2. (faksi JK, faksi hamengkubuwono, faksi akbar tanjung).
Kecenderungan tokoh2 golkar untuk keluar dari partainya. (sebut saja pak wiranto dan prabowo) dan sepertinya kecenderungan ini akan terus berlanjut.

Partai yang bakalan banyak mendulang suara dari anak muda dan masyarakat perkotaan masih tetap PKS. Ini terlihat pula dari underbow mereka di jatim dan wilayah2 lain. Di universitas2 negeri dan swasta di kota underbow mereka masih dominan. Gerakannya tak nampak. Dan pencitraan mereka cukup baik. Positioning sebagai partai yang paling islami cukup mapan. Kedepannya tren PKS masih akan menanjak meski jalannya tak akan terlalu mudah karena jumlah partai yang banyak.

Koalisi terbaik kedua PDIP-Golkar-PPP
Kemungkinan kedua partai ini (PDIP dan Golkar) jika berkoalisi masih akan mampu mencalonkan satu pasangan capres-cawapres. Dan mereka akan semakin kuat jika di tambah PPP sebagai basis massa islam. Jadi nantinya ada partai nasionalis—PDIP, partai tengah—golkar, dan partai islam—PPP.
Untuk HANURA dan Gerindra.
R sarankan agar berkoalisi saja kamudian menggandeng partai-partai gurem. Sekaligus mulai sekarang harus mendekati paratai-partai berbasis massa kuat agar tidak didahului oleh partai besar. Dua partai ini diharapkan jangan terlalu sombong akan bisa mengajukan capres sendiri-sendiri.

Capres-cawapres terideal

SBY-SB atau SBY-HNW (dua model ini kemungkinan akan bisa menang).
Mega-JK (Ini bisa menang asalkan konstiuen diyakinkan untuk memilih karena berasal dari partai mereka, tetapi kecenderungan konstituen melihat charisma—di sini mega dan JK kurang punya kharisma. Kemudian trak tecord. Di sini mega track recordnya sebagai presiden dahulu sangat jelek. Dan JK masih bagus.


Soliditas partai.

PKS dan PDIP terlihat paling solid. Paratai yang lain kekuatannya adalah uang dan basis massa. Mengapa kedua partai ini solid? Karena digerakkan oleh ideologi dan juga memiliki basis massanya sendiri. Kemudian daripada itu PDIP memiliki kharisma seorang bung karno.

PKB dan PKNU
Terlihat sebagai pemegang basis massa NU. Namun demikian hengkangnya Gus Dur akan sangat mempengaruhi PKB. Namun promosi PKB sebagai kepanjangan tangan NU cukup gencar.

Jika ingin menggagalkan pencapresan SBY maka harus mengajak PKS dulu, kecenderungan partai ini untuk merapat ke siapa yang memimpin.

Jika golkar denga kelihaian JK menggandeng banyak parpol pun untuk berkoalisi tetapi tetap dirinya yang maju sebagai capres maka akan tetap sia-sia. Kharismanya terlalu rendah.

Jusuf kalla itu lihai, dia akan tetap sebagai cawapres jikalau digandengkan dengan SBY. Btw pak JK ini bisa menjadi tokoh kunci yang membentuk koalisi. R jamin.

Partai yang akan ke senayan;
PDIP—mega
Partai Demokrat—SBY
PKS—HNW
PAN—SB
PPP—SDA
Golkar—JK
Gerindra—Prabowo
PKB—Muhaimin
Kemungkinan yg lain:
PKNU
Hanura
PMB
PDS
PBB

Strategi2:
Ada Sesutu yang menempel di hati: bahwa semakin besar dan semakin banyak bendera partai itu akan membuat citra partai seolah sebagai partai besar. Inilah yang dilakukan partai democrat—bagus sekali.

Beriklan banyak tanpa diseimbangi dengan bendera maka akan kurang kuat: misalnya seperti PAN dan Gerindra, seharusnya bendera besar dan jumlah banyak harus debagai penyeimbang.

PDIP memerankan permainan bagus dalam hal bendera ini.

Partai yang mempunyai masa depan cerah tidak hanya sampai pemilu 2009 adalah:
Partai Demokrat
PDIP
PKS
Asalkan konsisten!
Dan partai tengah itu yang harus benar-benar konsisten, jikalau ingin bertahan. Posisi tengah itu akan selalu begitu. Tidak akan sangat kuat.

Partai tengah akan menjadi citra Partai Demokrat, Partai Nasionalis adalah PDIP, dan partai islam adalah PKS.

PKB ataupun PAN jikalau ingin mencitrakan sebagai partai tengah akan sia-sia. PAN sekarang cenderung bercitra partai artis, namun PAN ini juga banyak orang pintarnya sehingga kemungkinan akan bertahan cukup kuat. PAN dengan PKB akan lebih kuat PAN meski konstituen PKB lebih banyak dan suara konstituen PAN banyak yang hengkang ke PMB. Itulah PAN dengan rumah PAN, artisnya, dan orang-orang cerdasnya, serta uangnya.
Partai Demokrasi Kebangsaan mencoba mencitrakan diri sebagai partainya orang cerdas tetapi layu sebelum berkembang dan masa depan partai ini tidak akan mencerahkan. Lagipula uang mereka juga tak banyak, tak punya artis, dan rumah PDK. Entahlah jika di kaltim.

“pada akhirnya di Indonesia kutub-kutub politik akan tetap sama: tengah, islam, nasionalis.”:

“apapun yang terjadi di perpolitikan mungkin kita hanya bisa menonton dan menganalisa tanpa berperan sebagai actor langsung—kita sebagai anak muda yang beridealisme tinggi akan segera menggantikan mereka yang disana kelak, asal kita berkualitas.”

“politikus muda indonesia terhebat menurut saya adalah anas urbaningrum, saya paham kenapa dia memilih democrat, karena di sana masih belum banyak orang pintar, dan positioningnya cukup bagus.”

Seorang pengamat politik tak punya nama—rangga primadasa (20 tahun), 12 maret masehi masih 2009 dalam renungan pagi hari jam 7 lewat.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

wuih seru udah aku kopi