Kesatria Timur
Oleh: Rangga Primadasa
Langit menangis di bulan desember. Kenapa menangis? karena manusia hendak berhura-hura di akhir desember. Kesatria Timur yang kurus kering menghentikan pertapaan untuk perpesta pora. Yang benar saja, ah...aku tak percaya Kesatria Timur akan berbuat seperti yang engkau prasangkakan. Bukankah ini pesta Kesatria Barat? Lalu mengapa Kesatria Timur ikut-ikutan? Mungkin dia sedang terjebak oleh ”kesenangan sesaat”. Oh...bukankah kesenangan sesaat adalah yang dinikmati Kesatria Barat? Ya, memang begitu. Kesenangan sesaat yang diulang-ulang telah”meninabobokan” Kesatria Barat. Jikalau Kesatria Timur Hendak menikmatinya dia akan dininabobokan sesaaat. Toh hanya sesaat, kenapa harus bingung? Bukan begitu sobat—ini masalah reputasi yang terlanjur dibuat Kesatria Timur. Haruskah tercoreng?! Jangan bilang reputasi dalam masalah ini. Karena reputasi tak harus selamanya putih karena dengan kombinasai hitam kita dapat mengetahui dia Zebra. Ow...lalu apakah pantas dia disebut Kesatria Timur saat langit menangis di bulan desember? Sudahlah kawan, bukankah saat ini Kesatria Barat Lebih diminati ketimbang Kesatria Barat?Bukankah sekarang manusia pantas disebut ”Kesatria” saat dia menjadi Kesatria Barat? Bukankah menjadi Kesatria Timur ibarat pelarian semata? bukankah menjadi Kesatria Barat terlihat ”macho”. Itu tergantung siapa yang membuat perspektif, bukan begitu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar