semangat
Mendayung tentara
Pelabuhan kamal 29 maret 09, malam hari wuih dingin banget bro. aku duduk di tepi
dermaga menunggu Ferry singgah. Ada seorang tentara di sisiku. Aku menghayal
seandainya ada perahu dayung kecil lalu tentara itu menmbaki aku sedangkan aku terus
mendayung perahu dan menghindari tembakan ke kiri dan kanan, sementara ombaknya indah
nan besar. Di samping pelabuhan orang-orang bersorak sorai. Ini adalah game
khayalanku “mendayung tentara”.
Lamunanku buyar sudah, ada orang menawari aku minuman, ini mas diminum. Padahal aku
sudah pura-pura menjadi orang yang tak patut dikasihani tapi ada aja orang yang
ngasih minuman. Ya ndak bisa nolak.
Paginya jam 8 aku memberi sambutan dalam acara Motivasi Training “UNAS adalah hal yang mudah” yang diadain PD PII Kabupaten Sidoarjo. Seperti biasa sesuatu yang paling
bikin aku deg-degan adalah memberi sambutan. Entah sudah berapa kali aku ngasih sambutan semenjak jadi ketum di lumajang dulu ataupun sekarang—tapi tetep aja dingin
panas. Menggigil. Aneh nih. Yah tapi kali ini sudah ndak terlalu rasanya. Tapi yang
selalu bikin deg-degan sebenarnya otakku aja yang ngiria audience terlalu memperhatikan dan akan mengoreksi.
Dari sidoarjo aku nyeberang bareng bendum ke pamekasan. Di sana makan sore di rumah
sekum. Terus kita bertiga menyelawat di rumah Novi (kader PII) di Sampang. Ayahnya
meninggal karena kanker paru-paru.
Gedubrak saat lamunanku mengarah ke jembatan suramadu yang dijadiin arena balapan
saat sudah selaesai kelak…si ferry sudah datang dan naiklah kami menyeberang kembali
ke Surabaya. Asal tahu saja di kapal banyak orang berwajah dangdut. Orang-orang itu ada yang tidur, ada yang ngerokok, ada yang nonton cinta fitri.
Pagi hari di malang, 30 maret 09.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar