8 Apr 2009

blue school

semangat!

Blue School
By: rangga

Sekolah darah biru—tak sengaja aku memasukinya dalam mimpi. Aku bertemu dengan Fulana, ah..tak dapat kusangka dia ramah sekali. Tahukan kalau anggapan orang bahwa anggapan orang tentang darah biru—sombong, picik, menindas. Tapi tak kulihat hal itu pada Fulana.
“Daftarlah di sekolah ini.” ajaknya padaku.
“ah aku hanya darah merah kuning hijau bukan darah biru.”jawabku lentur bak rotan muda.
“pura-pura saja jadi kakakku dan pakailah marga keluargaku.” Ajaknya
“Oh tidak terima kasih.”sopannya aku.
“kalau begitu aku pamit dulu ya.”sumringah.
Lantas aku pergi meninggalkan sekolah itu dan berpikir apakah benar pertarungan kelas antara borjuis dan proletar itu terjadi? Ataukah itu hanya rekaan filsuf saja? ah..sudahlah aku mau pulang. Dalam perjalanan pulang aku bertemu Fulani, juga siswa sekolah darah biru. Dia sedang berjalan menunju sekolahnya. Lantas aku bertanya.
“apa kau benci pada kaum papa?”
“tidak, kenapa aku harus benci?
Kok aneh, pikirku.
Aku melanjutkan perjalanan dan berhenti di sebuah bukit lalu menuruni bukit dan tiba di sebuah kota. Lalu aku berhenti di sebuah sekolah. Sekolah hijau namanya. Ah kok ada sekolah hijau ya. Apa maksudnya ini? lantas aku bertemu salah seorang muridnya: Thomas.
“Thomas ini sekolah apa?”
“ini sekolah yang concern pada penghijauan bumi.”
“oh ada ya sekolah seperti itu?”
“lha buktinya aku muridnya.”
“di sekolah ini hanya borjuis daja atau ada proletar juga?”tanyaku.
“ah di sini tak ada pembedaan statuis social, sama rata, sama rasa kok.”dengan yakinnya.
“oh…”
Lalu aku melanjutkan perjalanan dan tiba di sebuah sungai. Sungai yang mirip Swan di Australia. Indah sekali.
“apa di daerah sini ada sekolah persungaian?”tanyaku pada tua renta yang sedang asyik mandi di sana.
“ah tidak ada.”
“Pak tua renta apakah Anda bahagia hidup di sini? Apakah Anda tidak ingin hidup di kota dengan uang melimpah?dengan surga dunia”
“aku sudah bahagia di sini, di sini surgaku.
Kalau dia bahagia lalu benarkah pertarungan kelas itu ada?

Tidak ada komentar: