13 Jan 2009

utumn salsabila

Dunia Autumn Salsabila


“Ini adalah petualangan tanpa batas”ucap Ass ketika memasuki 17 tahun dalam refleksinya dalam sebuah blog. Panggil saja dia Ass. Itu adalah panggilan terburuk yang pernah dia dapatkan tapi dengan rendah hati dia menerimanya. Ini mengingatkan kita pada shakspeare—apalah arti sebuah nama.
Di sudut depan kanan kelas dua SMA Matahari Terbit Lumajang Ass duduk manis. Itu adalah sebuah kelas yang binatangisme—nya sangat kental. Di komunitas kelas itu mereka saling memanggil dengan nama yang aneh-aneh. Ada yang dipanggil anjing, kuda nil, jerapah, ataupun bejo. Kurang paham juga tetapi rupa-rupanya binatangisme memang sedang mewabah akhir-akhir ini. Kita tidak akan lupa dengan kambingjantan atau babi ngesot sebutan untuk raditya dika bukan? Kurang tahu juga sejak kapan binatangisme ini muncul. Yang jelas sekarang sedang mewabah. Ini benar-benar gila. Apakah ini bentuk kerendahan hati dan perendahan diri ataukah ini pertanda mental manusia sekarang yang benar-benar mirip binatang?
Autumn Salsabila—itu adalah nama asli yang dimilikinya. Nama itu sangat pantas di sandangnya. Kenapa? Karena nama itu begitu indah dan sangat sinkron dengan keindahan wajahnya, tubuhnya, dan perangainya. Autumn berarti musim gugur sedangkan salsabila adalah mata air dari surga. Dapat digabung menjadi seorang manusia yang dilahirkan dengan harapan orang tuanya agar dia menjadi mata air dari surga di musim gugur. Untuk semua orang di sekitarnya. Dan ini memang benar-benar harapan kedua orang tuanya.
Ass adalah panggilan terburuknya yang sebenarnya dia ciptakan sendiri dan dia promosikan sendiri. Di sekolahnya sebenarnya dia dipanggil Autumn—sama dengan namanya. Tetapi di blog pribadinya dia menyebut dirinya Ass. Epistemologi yang dia ciptakan adalah sebagai berikut:
“saat siang-siang aku berjalan lunak sekali dan tiba-tiba ada penjual es. Es…es…es…, wah aku terkenal sekali ya di daerah yang tak dikenal pun aku dipanggil-panggi. Panggil aku Ass dan dibaca Es. Ass adalah singkatan dari namaku dengan tambahan satu huruf s. Di dalam kamus Ass artinya keledai atau manusia bodoh. Ya aku memang mirip keledai dan bodoh. Lihat saja nilaiku hancur semester kemarin.”
Sejak kemunculan nama itu di blognya dan dibaca oleh para pengagum rahasianya yang jumlahnya bisa lebih dari 20—an anak di sekolahnya. Panggilan itu kian popular di sekolahnya. Dan Autumn merasa tenang-tenang saja. Dia benar-benar tersihir dengan dunia citra yang menipu. Dunia yang hanya mencari eksistensi yang tak terarah. Ingin dianggap berbeda. Ingin diperhatikan dunia.
Es adalah remaja yang populis di sekolahnya. Dia adalah pengurus OSIS sekaligus anak Dancer. Dia benar-benar eksis. Tak diragukan lagi. Sebagai pengurus OSIS SMA Matahari terbit dia sangat piawai memainkan perannya. Ngomongnya sangat cekatan kerjanya ceplas-ceplos. Sebagai anak Dancer dia menjadi ketuanya dan dalam berbagai event dia menang.
***
Belum pernah Autumn memiliki seorang pacar pun. Namun memasuki usia 17—nya dia pertama kali mencoba seorang yang bernama Resa. Dari sudut pandang manapun tak ada cacat dari seorang Resa. Dia tampan, penabuh drum (anak band), dan ketua OSIS.
Di dlam blognya Es menulis: sedang cari pacar!. Dan seminggu kemudian ada anak di kelsanya yang menyatakan cintanya dengan bunga mawar. Tapi ditolaknya dengan santun. Lalu ada lagi teman kelas sebelahnya. Lalu kakak kelasnya. Lalu adik kelasnya. Semua tertolak. Dan ketika usai rapat OSIS di ruang OSIS Autumn mengungkapkan rasa sukanya pada Resa. Resa hanya menjawan: OK bisa kita coba, tapi ada satu prinsip hidupku yang tak boleh kau ganngu gugat: Cinta bagiku adalah tiket untuk mendapatkan kebebasan. Baiklah aku tak akan mengganggu kebebasanmu. Mereka berpacaran akhirnya. Kegiatan pacaran mereka agak sebagai berikut: makan bareng dikantim waktu istirahat, ngerjakan tugas bersama, datang dalam pameran buku bersama. Ya begitulah tak ada antar jemput segala. Tak banyak berpegangan tangan. Tak banyak bahasa romantis.
***
Sebulan setelah berpacaran…
“Aku memilihmu sebagai pacarku karena kau begitu memesonaku tapi aku bosan dengan sikap dinginmu itu kita putus saja.” Sms itu terkirim dari handphone Autumn.
“OK kita putus.” Santai sekali Resa membalas.
Meski putus tetapi ketika Resa mengajak ke kantin pada saat istirahat Autumn mau-mau saja.
“kau mau cari pacar lagi?”Tanya Resa pelan.
“ndak lah, mau jomblo aja, seperti katamu dulu: cinta haruslah menjadi tiket kebebasan. Mungkin kamu merasa mendapat tiket itu ketika berpacaran denganku tetapi malah aku yang tak mendapat tiket itu.”jawab Autumn.
“Oh…rupanya kamu punya prinsip itu juga ya.”jawab Resa lagi.
“sama kalau begitu denganku, aku juga mau jomblo dulu aja, tapi sekarang kita tetap bersahabat bukan?”Tanya Resa.
“tentu saja.”jawab Autumn.
“Oh iya kapan lomba dancer tingkat kabupatennya?”Tanya Resa.
“seminggu lagi.” Jawab Autumn
“di gelora wira bhakti kan, insyaallah datang.”
***
Ketika perlombaan Dancer…
“Seperti dugaanku kau pasti menang lagi.”ungkap Resa.
“ya…aku bahagia sekali pokoknya, nanti malam mau kutraktir.”ungkap Autumn.
“Oh…perutku tentu akan bergembira.”jawab Resa dengan gelak tawa keduanya yang kemudian mengudara. Tangisan bahagia dari wajah Autumn tak terlihat lagi. Kebahagiaan yang diungkap kepada seorang dekat kita adalah kebahagiaan yang tak terkira—begitulah tertulis manis di blognya Autumn.
***
Sejak kelas satu SMP Autumn Salsabila adalah anak yang gemar membaca dan menulis. Buku apapun dia baca. Dan kebiasaan yang mulai dibangun kala itu adalah: menulis buku harian meski mungkin per harinya hanya dua kalimat saja jika benar-benar malas dan tak tahu mau menulis apa. Ketika memasuki kelas 1 SMA Autumn mulai menulis buku hariannya di blog. Satu prinsip yang dianutnya adalah: kehidupan yang tak direfleksikan tak pantas untuk dilanjutkan. Sebuah pendapat dari socretes yang dia temukan sebagai pembuka dalam sebuah buku.
Kesibukannya sebagai pengurus OSIS dan Dancer pun rupanya tak mampu merubah kebiasaan menullisnya. Menjelang tidur dia selalu online. Selain di blognya, Autumn juga aktif di jejaring social (social network). Entahlah sepertinya semua anak muda di Indonesia sedang demam duania maya. Dan Autumn juga bagian dari mereka.
Satu kegiatan yang disenanginya adalah: setelah membaca sebuah novel, dia lantas mengikuti forum yang mendiskusikan tentang novel tersebut. Sepertinya ada dahaga yang hilang. Dia share betapa dia mengagumi bahasanya atau tidak suka dengan karakter A atau B.
***
Saat liburan semester 1 kelas 3 SMA adalah saat-saat paling memprihatinkan dalam dunia Autumn. Dia menghabiskan hari-harinya di depan layar Komputer.
“Autumn makan dulu!”perintah sang ibu.
“sebentar bu.”jawab Autumn.
Apa yang terjadi dengannya? Ya benar saja. Setelah putus dari Resa kini Autumn memiliki pacar baru: pacar yang dia dapat ari dunia maya. Siapa dia? Namanya Harun. Dia adalah mahasiswa semester 1 sebuah Universitas Negeri di Surabaya. Awalnya hanya bertemu di jejaring sosial, kemudian saling chatting, dan akhirnya mereka putuskan untuk menjalin cinta.
***
Harun…
Siapakah dia? Anak jurusan teknik informatika. Tidak pernah sekalipun berpacaran. Dan Autumn adalah pacar pertamanya dari dunia maya. Dan akhirnya menjadi pacar di dunia nyata. Mengenai alasannya memilih pacar yang masih SMA, itu karena menurutnya anak SMA masih polos-polos.
Sejak SMA Harun adalah pemalu. Namun kini dia berubah. Lingkungan saja yang membuatnya berubah. Seseorang memang bisa berubah dipengaruhi dari dirinya dan dari lingkungannya. Sewaktu SMA Harun adalah anak Rohis yang memakai celana di atas mata kaki dan jenggot dipanjangkan. Namun kini jenggotnya dipotong habis dan memakai celana pensil adalah kesukaannya. Ini tidak substansial pikirnya. Di lingkungan kosnya Harun terkenal pendiam dan menutup diri. Karena memang dia hobi online. Sampai mendapatkan cintanya dari online.
***
Meski dia merasa mampu mengibuli si Autumn tetapi dia tidak melakukannya. Sekali waktu dia datang ke rumah Autumn, dia tidak memagang dan menyentuh sedikit pun Autumn. Aneh tapi nyata. Meski menyentuh yang bukan muhrim bukanlah yang substansial dalam kehidupan keberagaannya namun tetap dijalankannya. Entah mengapa. Yang jelas dalam kehidupan ini pengetahuan manusia akan segala hal akan terus berkembang dan itu seiring dengan prinsip yang dijalaninya. Begitu juga dengan Harun. Dalam masaha jenggot dan celana tadi misalnya. Lalu dengan masalah pegangan tangan non muhrim. Terjadi paradoks memang. Ketiga hal yang jadi kajian dihubungkan dengak kesubstansiannya tapi dalam masalah menyentuh wanita non muhrim harun memilih tak menyentuh karena nanti takut ketagihan. Khawatir ingin menyentuh yang lebih.
***
Bagi Autumn sendiri mendapatkan pacar seorang Harun adalah berkah yang luar biasa. Setiap hari selalu saja ada nasihat yang menentramkan hatinya. Selalu ada ajakan untuk beramar makruf nahi mungkar. Setiap malam Autumn dibangunkan untuk shalat tahajjud meski jarang terbangun.
Ada satu hal yang sungguh menjadi pertempuran dalam benak Autumn. Saat chatting dengan Harun dia bercerita akan mengikutu lomba dancer, ini tahun ketiga bagiku dan aku harus menang—ungkap Autumn. Tetapi Harun berkata:
“ada baiknya kamu berhenti jadi dancer.”kata harun
“enak saja, ini adalah hidupku, dancer telah menyatu dalam diriku.”jawab Autumn.
Satu prinsip yang dia dapat dari Resa: cinta adalah tiket menuju kebebasan. Prinsip itu begitu melekat sampai akhirnya…
“kita putus saja ya.”kata Autumn. Sejak saat itu Autumn tidak lagi banyak online. Hanya online untuk mencari tugas saja. Dan kini kembali lagi dia menulis buku hariannya di kertas. Dan semua email dari Harun tak pernah dibalsanya. Jejaring sosial pun dia enggan. Apalagi chatting.
Autumn kini menikmati dunia dancernya tanpa ada larangan dari manapun. Memang benar apa yang dikatakan Paulo Coelho dalam veronika memilih mati.

Setiap orang mempunyai keunikan, dengan kualitas, naluri, serta kesenangan dan hasrat bertualang masing-masing. Meskipun demikian masyarakat selalu memaksakan perilaku kolektif, sehingga orang tidak lagi berpikir mengapa ia harus mengikuti perilaku itu.

***
Puisi perpisahan
By Ess

Kau adalah pualam
Indah menawan
Memukau hatiku
Menusuk relung-relungnya

Kau adalah udara
Memberi nafasku
Tapi udara beracun
Lebih mirip asap rokok

Tidak ada komentar: